Islam adalah agama surga. Betapa tidak, semua aktivitas di dunia ini bisa bernilai surga apabila diniatkan semata-mata hanya ingin mendapat ridha-Nya. Bukan saja aktivitas ibadah yang telah diwajibkan, menggunakan kelima indra (jika dimanfaatkan sesuai aturan-Nya) juga akan berbuah pahala surga.
Setiap manusia berhak meraih surga. Allah Swt. pun telah memberi jalan dan petunjuk. Jalan tersebut adalah iman dan takwa hanya kepada Allah Swt. dan rasul-Nya, mengerjakan ibadah sesuai yang diperintahkan-Nya, dan mengerjakan amal shaleh sebanyak-banyaknya.
Berkaitan dengan hak untuk memperoleh keindahan surga, beberapa waktu yang lalu MaPI berhasil mewawancarai salah seorang sineas Tanah Air yang akhir-akhir ini sepertinya lebih memfokuskan diri pada film religi. Ya, dia adalah Deddy Mizwar yang akrab disapa Pak Haji. Berikut kutipan lengkap MaPI dengan pria yang meski sering berperan sebagai ulama, tetapi tidak mau disebut sebagai ustad.
Apa alasannya, Pak Haji?
Saya, kan hanya bekerja di dunia film. Kalau ditanya agama, saya tidak mau sok tahu. Dalam hidup ini, kita harus memahami peran masing-masing. Kita harus mendukung dan menghormati peran ustad dan ulama dalam hal berdakwah.
Baik, Pak Haji. Sekarang mengenai cita-cita masuk surga. Tentunya Pak Haji juga bercita-cita untuk masuk surga, kan?
Siapa yang tidak mau masuk surga? Jika setiap orang ditanya apakah ingin masuk surga niscaya akan menjawab mau. Tapi memang, jalan menuju surga itu tidak semudah membayangkan berada di dalamnya. Ini disebabkan rintangan terberat menuju surga ada dalam diri kita sendiri, yaitu menahan hawa nafsu.
Pastinya, saya sekeluarga ingin masuk surga. Namun demikian, yang penting dalam hidup ini bukan hanya berharap surga, tetapi sejauh mana kita berupaya mengerjakan hal yang disyariatkan dan berusaha menjauhi apa yang telah menjadi larangan-Nya. Allah Swt. telah memberikan jalan yang seluas-luasnya untuk menuju surga-Nya. Tinggal bagaimana dan jalan mana yang kita pilih.
Setiap manusia berhak meraih surga. Allah Swt. pun telah memberi jalan dan petunjuk. Jalan tersebut adalah iman dan takwa hanya kepada Allah Swt. dan rasul-Nya, mengerjakan ibadah sesuai yang diperintahkan-Nya, dan mengerjakan amal shaleh sebanyak-banyaknya.
Berkaitan dengan hak untuk memperoleh keindahan surga, beberapa waktu yang lalu MaPI berhasil mewawancarai salah seorang sineas Tanah Air yang akhir-akhir ini sepertinya lebih memfokuskan diri pada film religi. Ya, dia adalah Deddy Mizwar yang akrab disapa Pak Haji. Berikut kutipan lengkap MaPI dengan pria yang meski sering berperan sebagai ulama, tetapi tidak mau disebut sebagai ustad.
Apa alasannya, Pak Haji?
Saya, kan hanya bekerja di dunia film. Kalau ditanya agama, saya tidak mau sok tahu. Dalam hidup ini, kita harus memahami peran masing-masing. Kita harus mendukung dan menghormati peran ustad dan ulama dalam hal berdakwah.
Baik, Pak Haji. Sekarang mengenai cita-cita masuk surga. Tentunya Pak Haji juga bercita-cita untuk masuk surga, kan?
Siapa yang tidak mau masuk surga? Jika setiap orang ditanya apakah ingin masuk surga niscaya akan menjawab mau. Tapi memang, jalan menuju surga itu tidak semudah membayangkan berada di dalamnya. Ini disebabkan rintangan terberat menuju surga ada dalam diri kita sendiri, yaitu menahan hawa nafsu.
Pastinya, saya sekeluarga ingin masuk surga. Namun demikian, yang penting dalam hidup ini bukan hanya berharap surga, tetapi sejauh mana kita berupaya mengerjakan hal yang disyariatkan dan berusaha menjauhi apa yang telah menjadi larangan-Nya. Allah Swt. telah memberikan jalan yang seluas-luasnya untuk menuju surga-Nya. Tinggal bagaimana dan jalan mana yang kita pilih.
Apa yang harus kita lakukan untuk mempertebal keyakinan pada keberadaan surga?
Umat Islam telah diberi pelajaran pokok mengenai surga dalam rukun Islam. Mengimani dan meyakini adanya hari akhir menjadi dasar utama untuk mewujudkan cita-cita masuk surga. Dengan meyakini adanya alam akhirat, secara tidak langsung kita sudah meyakini adanya surga.
Apa yang harus kita lakukan untuk mendekatkan diri pada jalan menuju surga?
Hal yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah meyakini adanya surga sebelum kita membicarakan jalan menuju surga. Setelah kita percaya adanya surga semata-mata karena iman dan takwa kepada-Nya, secara otomatis diri ini akan termotivasi meraihnya.
Surga terbuka bagi setiap orang. Surga bukan hanya milik orang-orang yang kerjanya di majlis taklim dan mengurus masjid. Tiap orang; entah itu pejabat, pengusaha, karyawan, artis, atau seniman juga memiliki hak yang sama untuk meraih surga.
Banyak keterangan yang menjelaskan begitu luas jalan menuju surga; bisa lewat puasa, shalat, sedekah, dan lain sebagainya. Yang penting, kita yakin kepada Allah Swt. atas apa yang kita lakukan dan senantiasa menjauh dari segala larangan-Nya. Setelah itu, biar Allah yang menilai pantas tidaknya kita masuk surga-Nya.
Pada dasarnya, urusan surga itu privasi masing-masing orang karena yang tahu dan paham takaran amalan shaleh sebagai bekal menuju surga hanya diri yang bersangkutan dan Allah Swt. Timbangan kebaikan dan keburukan masing-masing hanya kita yang mengetahuinya. Amal perbuatan seseorang tidak bisa dikatakan ikhlas atau tidak oleh manusia. Sebut saja dalam shalat. Boleh jadi shalat dilakukan bersama-sama (berjamaah) tetapi kekhusyukan dan niatnya tidak bisa diketahui satu sama lain.
Saya yakin bahwa setiap orang yang masuk surga kelak akan berdasarkan amal kebaikannya masing-masing. Ada yang masuk surga dari kedermawanannya, dari kedudukannya, ada juga dari kesabaran dan ikhtiarnya menunaikan kebajikan.
Penanaman konsep surga dan neraka harus dilakukan sejak usia dini. Bagaimana pendapat Pak Haji?
Benar, menanamkan keyakinan akan adanya surga dan pemahaman akan surga sebagai balasan amalan baik perlu dilakukan dan diajarkan sejak kita masih kanak-kanak. Memang penting anak-anak kita diberi pengenalan dan penjelasan mengenai adanya surga dan neraka. Cuma, pendekatannya harus benar dan tepat. Jangan sampai ketika bicara neraka malah membuat anak takut kepada penciptanya sehingga anak-anak membenci Allah Swt. Surga juga harus diajarkan sebagai tujuan akhir hidup.
Mengenai film nih, apa tujuan Pak Haji menggarap film bernuansa dakwah dan penyebar nilai-nilai kebajikan?
(Sambil tersenyum) yang saya lakukan semata-mata untuk memberikan informasi atau fenomena yang tengah terjadi di masyarakat. Alhamdulillah kalau Allah Swt. memandang ini sebagai amal kebaikan yang bisa menjadi amal bernilai surga. Saya tidak berani menyatakan semua yang saya kerjakan adalah runtunan amal shaleh yang bernilai pahala. Saya hanya berikhtiar saja dan biarlah Allah yang menilai.
Banyak keterangan Al-Quran dan hadits mengenai kriteria orang yang dapat meraih gelar penghuni surga. Pilihan ini berlaku sejak kita berperan sebagai anak, sebagai suami atau istri, serta sebagai ayah atau ibu. Begitu juga dalam hal profesi, apa pun jenis pekerjaan yang kita geluti, pastinya kita akan mendapat kesempatan untuk meraih surga. [Ahmad]
Semoga sangat bermanfaat,jangan lupa komentar anda, trimakasih....
Sumber: Majalah MPI
0 comments:
Posting Komentar