Fitrah Insani,Salah satu tanda kebesaran Allah adalah bahwa setiap manusia mempunyai keinginan untuk saling menyukai lawan jenis dan melangsungkan pernikahan. “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan berupa lawan jenis, anak-anak, harta benda…” (Q.S. Ali Imran [3]:14)
Hal tersebut (ketertarikan pada lawan jenis) akan lebih membahagiakan ketika kita mendapatkan pasangan yang shaleh, melahirkan keturunan yang shaleh, rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Anggota keluarga yang shaleh akan saling mengingatakan pada kebenaran dan kesabaran sehingga tercipta miniatur surga di dunia (baiti jannati) yang pada gilirannya dapat menjadi saran berkumpul di surga-Nya kelak. Karenanya kita dianjurkan untuk senantiasa berdoa,
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S Al-Furqaan [25] :74)
Namun demikian, sebelum hari H (pernikahan) itu tiba, semua orang berada dalam situasi yang sama. Kita tidak tahu persis siapakah jodoh kita, kapan waktunya ia akan tiba, di mana akan dipertemukan, serta apakah ia benar-benar orang shaleh? Semua jawaban pertanyaan itu adalah wallahu’alam bishawwab, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Ada Aneka Peluang
Allah yang Maha Mengetahui dan Mahakuasa telah menakdirkan jodoh bagi setiap orang. Namun demikian, manusia tidak bisa hanya berharap dan berdiam diri. Kita harus berusaha dengan melakukan ta’aruf atau memperluas network dengan lawan jenis secara syari.
Dari sana kita bisa berupaya untuk saling mengenal, mengamati fakta- fakta pendukung, membantu diri dengan bertawasul amal-amal shaleh seperti shaum sunah, berbakti kepada orangtua, dan berinfaq. Usaha yang konsisten yang disertai optimisme dan prasangka baik insya Allah akan mengantarkan kita pada terbukanya peluang serta alternatif pilihan.
Jika kita dihadapkan pada pilihan, silahkan memilih salah satu calon pasangan. Kalau memang tidak berkenan, jangan ragu menolak semua pilihan yang ada tersebut. Hendaknya menikah tidaklah berdasar pada keterpaksaan, rasa malu pada usia (yang sudah tidak muda lagi), atau desakan keluarga dan lingkungan. Allah telah memberikan kepada manusia akal dan aturan agama untuk menimbang, mengingat, dan memutuskan. Dengan demikian, rumah tangga yang akan dibina berjalan dengan baik serta menjadi keluarga yang shaleh.
Sadari Sejak Dini bahwa Pernikahan adalah Ujian
Hidup adalah ujian. Karenanya, kita harus menyiapkan mental sejak dini. Bisa saja, takdir jodoh kita adalah bukan orang shaleh. Hal ini seperti dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya,
“Wahai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya di antara pasanganmu dan anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka… Sesungguhnya hartamu dan anakmu, hanyalah ujian bagimu, dan di sisi Allah pahala yang besar.” (Q.S. At-Taghaabuun [64]: 14-15)
Seyogianya kita tidak berkecil hati ketika mendapat jodoh yang tidak shaleh. Hal tersebut tetap bisa menjadi kebaikan apabila dijadikan sebagai lahan amal shaleh dan batu ujian untuk meningkatkan keimanan, tawakal, dan kesabaran. Insya Allah, hal tersebut bisa menjadi jalan ke surga.
Santai di Masa Penantian
Hadapilah dengan tenang masa-masa penantian mendapatkan pasangan (jodoh). Isilah waktu tersebut dengan sikap easy going, santai, tidak mudah emosi atau sensitif, serta tidak larut dalam kesedihan. Yakinlah bahwa semua situasi dan kondisi ini akan membawa kebaikan. “Sungguh menakjubkan kondisi seorang mukmin. Segala keadaan dianggapnya baik, dan hal ini tidak akan terjadi, kecuali bagi seorang mukmin. Apabila mendapat kesenangan ia bersyukur, maka itu tetap baik baginya dan apabila ditimpa penderitaan ia bersabar maka itu tetap baik baginya.” (H.R. Muslim)
Demikian sejumlah tips sederhana dari saya. Semoga ini bisa membantu. Yakinlah bahwa semua kondisi adalah baik, berguna, dan berpahala bagi kita. Semua tergantung dari sudut pandang mana kita menyikapinya. Wallahu’alambishawwab.
SUMBER :http://www.percikaniman.org/category/teh-sasa-esa-agustina/menanti-ikhwan-sholeh
0 comments:
Posting Komentar