Teman sejati, hmm…susah-susah gampang, gampang-gampang susah.
Katanya sih, teman sejati itu teman dalam suka dan duka. Tapi sebetulnya, ada lagi ciri-ciri teman sejati yaitu apabila kamu salah, dia mau mengingatkan. Begitu sebaliknya apabila dia salah, sebagai teman yang baik kamu juga mau mengingatkan dia. Dia pun juga harus mau diingatkan. Jadi timbal balik gitu deh.
Dalam berteman, jangan cuma mencari sosok yang maunya dipuji-puji saja. Giliran diingatkan ketika dia salah, eh… malah mencak-mencak dan menuding balik pada yang mengingatkan. Begitu pun dengan diri kamu. Kamu tak butuh teman yang bisanya cuma menyanjung. Tapi kamu butuh teman yang selalu ada untuk mengingatkan apabila kamu lalai dan alpa.
Banyak di luar sana, mereka yang mengaku-aku teman. Namun anehnya, dia suka sekali menghina-dina. Alasannya sih bercanda. Bercanda kok terus. Mulai dari menghina keluargamu, menghina sekolahmu, sampai-sampai menghina gaya kamu berpakaian. Apalagi bila temanmu ini dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap dia itu istimewa. Jadi deh, orang lain dianggapnya remeh dan dengan enaknya dia menghina kamu sebagai teman.
Gimana donk kalau kamu menemukan teman dengan karakter ini? Gak masalah. Jangan panik. Yang namanya manusia itu diciptakan dengan berbagai karakter dan latar belakang. Sekarang tinggal komitmen kalian aja, apakah mau untuk saling menasihati atau tidak. Kalau dia dinasihati tapi malah ngamuk-ngamuk, ya sudahlah. Toh, teman bukan Cuma dia. Paling-paling selama ini dia yang memanfaatkan kamu dan kamu tidak mendapat manfaat apa-apa dari dia selain sakit hati.
Dia tukang nyontek, dia tukang numpang tenar karena kamu pintar di kelas, dia tukang caper (cari perhatian) karena guru-guru sering memperhatikan kamu yang cerdas dan selalu bisa menjawab soal di kelas, dll. Apa yang kamu dapat dari dia? Nothing. Kecuali dia akan menghinamu bila tidak mendapat apa yang diinginkan darimu.
…Jadikan teman bahkan sahabat dalam kebaikan, orang yang bisa mengingatkan dan diingatkan bila melakukan kesalahan...
Walah….udah deh, mending kamu cari teman yang bisa diajak untuk menuju kebaikan bersama. Gak usah silau dengan materi yang dia punya. Toh itu semua adalah fana. Bila dia marah dan menyebarkan black campaign alias menjelek-jelekkan kamu ke setiap orang yang ditemui, biar saja. Tidak usah dibalas. Lapangkan hatimu dengan cara mendoakan dia agar segera mendapatkan hidayah dan kembali ke jalan yang benar. Yakinlah, Allah Mahatahu apa yang ada di dalam hati setiap hamba-Nya. Kamu yang berniat tulus mendoakan, insya Allah semoga sampai doamu itu dan temanmu itu bisa berubah menjadi lebih baik.
Selanjutnya, masih banyak di luar sana bertebaran sosok-sosok yang lebih kayak kamu jadikan teman bahkan sahabat. Teman yang bisa diajak bergandeng tangan dalam kebaikan. Teman yang bisa mengingatkan dan diingatkan bila melakukan kesalahan. Teman yang benar-benar teman bukan sekadar memanfaatkan posisimu demi keuntungan dia pribadi. Nah, selamat mencari teman sejati ya ^_^ [ria fariana/voa-islam.com]
0 comments:
Posting Komentar